Hidup tanpa bakat membuatmu menjalani hari-hari yang hampa. Semua kamu lakukan dengan terpaksa, dan mungkin sedikit kesulitan, meski pada akhirnya hasilnya pun baik. Karenanya, kamu selalu merasa iri dengan teman-temanmu yang punya bakat spesifik. Di matamu, mereka sangat beruntung karena bisa menentukan langkah sedari awal. Kan gampang kalau sudah punya bakat, tinggal dipoles saja nanti hasilnya spektakuler.

Kamu yang merasa nggak punya bakat apa-apa, lantas merasa hidupmu kurang terarah. Nggak jarang kamu bertanya-tanya “aku itu bisanya ngapain sih?” karena di matamu apa pun yang kamu lakukan itu nggak sempurna. Kamu pun sering mundur perlahan ketika hendak mencoba sesuatu, karena kamu merasa sainganmu jauh lebih berbakat. Jangan begitu. Kegalauanmu saat merasa nggak punya bakat apa-apa itu mungkin karena kamu lupa akan beberapa hal ini.

1. Hidup di antara masyarakat membuat bakat jadi dikotak-kotakan. Menjadi sulit bila bakatmu tak masuk “kanal” apa-apa

Dalam kehidupan sehari-hari, kamu mungkin familier dengan berbagai jenis bakat seperti: menggambar, menyanyi, menulis, public speaking, olahraga, bermain musik, dan lain sebagainya. Kabar buruknya, nggak semua bakat itu familier dan diketahui banyak orang. Karena itu, kamu merasa nggak punya bakat apa-apa, karena jenis-jenis bakat yang tersedia nggak ada yang cocok untukmu. Misalnya, kamu berbakat mengatur feeds Instagram sehingga sedap dipandang. Atau kamu berbakat membuat caption yang punya nilai jual. Kamu sebenarnya punya bakat, tetapi kamu bingung memasukkannya ke jenis bakat apa yang paling tepat.

2. Atau barangkali bakat menurutmu terlalu mengacu pada “cara orang lain”. Sehingga caramu yang berbeda jadi tak terlalu kentara

Perasaan nggak berbakat itu juga bisa dipengaruhi oleh cara pandangmu terhadap kemampuanmu sendiri. Mungkin selama ini kamu terlalu berpatokan pada kemampuan orang lain, jadi yang menurutmu berbakat itu yang seperti dia. Dengan caranya, dan hasil sama persis yang diraihnya. Padahal tentunya setiap orang punya keunikannya masing-masing. Karena terlalu terfokus pada bakat orang lain, kamu pun mengabaikan bakatmu sendiri dan berkata nggak berbakat apa-apa ketika hasilnya mengecewakan.

3. Mungkin juga sebenarnya kamu termasuk orang yang serba bisa. Tinggal diperdalam lagi mau mengembangkan yang mana

Nggak punya bakat apa-apa nggak selalu berarti kamu nggak bisa apa-apa kok. Bisa jadi kamu adalah orang yang serba bisa. Kamu memang nggak bisa menyanyi sekeren kontestan idol, tapi suaramu cukup enak didengar. Kamu mungkin nggak bisa menulis sebaik JK Rowling, namun, kamu bisa menulis dengan caramu sendiri. Kamu mungkin bukan sosok yang hangat dan punya banyak teman seperti orang yang kamu kagumi, tapi kamu punya tempat sendiri di hati teman-temanmu. Kamu bisa melakukan banyak hal dengan hasil yang cukup baik meski nggak luar biasa. Tapi bila ditekuni dan diseriusi, siapa tahu ‘kan?

4. Sebab bakat bukan satu-satunya bahan kesuksesan. Ambisi, semangat, dan tekad untuk mencoba bisa jadi kombinasi yang mujarab

Bila kamu mengkhawatirkan kesuksesanmu hanya karena kamu merasa nggak berbakat apa-apa, berhentilah melakukan itu. Karena bakat bukanlah satu-satunya penentu kesuksesan seseorang. Bakat tanpa usaha dan upaya mengembangkannya juga percuma. Karena seseorang butuh ambisi, semangat, dan kemauan untuk berkembang untuk bisa meraih kesuksesan. Bakat bukanlah eksklusifitas yang menentukan segalanya.

5. Merasa tak berbakat bisa menjadi dorongan bagimu untuk belajar dan berusaha lebih keras

Kamu mungkin melihat orang lain memiliki bakat yang lebih besar daripada dirimu. Di kantor, mungkin kamu melihat ada orang-orang yang jauh lebih pintar. Namun, hal ini nggak harus membuatmu patah semangat dan hilang harapan kok. Merasa nggak berbakat ini ada bagusnya juga, karena dengan begitu kamu akan berusaha lebih keras lagi untuk mengejar ketertinggalan sehingga kamu bisa berada di posisi yang setara. Ketiadaan bakat yang membuatmu merasa kalah start itu, memaksamu untuk bekerja keras karena itu satu-satunya yang bisa kamu lakukan.

Bakat memang sebuah anugerah yang bisa membawa seseorang menuju kesuksesan. Namun, bakat bukanlah penentu satu-satunya. Masih banyak faktor lainnya. Dan meski kamu merasa nggak punya bakat sekarang, bukan berarti kamu nggak bisa apa-apa, kok.